.."Terima kasìh untuk semuanya selama ini,
yaa.. Maaf sudah mengganggu hidupmu, selamat tinggal.. " kata
kunang-kunang kecil yang beringsut pergi sambil mengibaskan perutnya
berusaha hidupkan terangnya.
.. Sejenak lilin tanpa sumbu berkata " Hai..
Jangan kau benci kunang-kunang kecil itu, dia hanya berusaha menyinarimu
dengan cahaya diperutnya. Dia sudah berlalu dan tak kan mengganggumu
lagi "..
.. Burung murai kecil terbang rendah mengejar
kunang-kunang sambil berteriak "Hai, kunang-kunang, mengapa engkau
pergi??!!". Kunang-kunang menjawab " Entahlah, aku hanya merasa telah
ada yang salah, tapi aku tak tahu apa yang terjadi..." jawab
kunang-kunang lirih tanpa menoleh dan tak berhenti kibaskan perutnya
untuk tetap menyala..
..Selembar daun yang melayang-layang tertepis
ujung sayap kunang-kunang, dia berbisik lembut " hai, kunang-kunang
jangan lelap dengan tangismu dalam diam yang mengiris tulang-tulang
daunku..", kunang-kunang menengok perlahan
sembari mendesah pelan agar tak terdengar oleh daun, "Maafkan, aku
hanya ingin berterima kasih dan ucapkan selamat tinggal untuknya agar
dia bahagia, jangan kau dengar yang tak perlu kau dengar, agar
tulang-tulang daunmu tak teriris" kunang-kunangpun kembali mengibaskan
perutnya agar dia tetap menyala.
.. "Mengapa" kata daun kering yang
melayang-layang itu. Kunang-kunang berputar-putar mengitari bunga padi
yang tampak berkilau karena pantulan kerlip dari tubuhnya, " entahlah,
aku lelah" jawabnya perlahan. "sudahlah aku tak kan lari dari apapun.."
tandasnya lagi. Daun kering mengangguk meski tak paham.
Slo, 06.01.14
By. Almira Salsabilla Gita Indraswari