Sabtu, 08 Februari 2014

KATA HATI BUKAN KATA DARI KATA

Seorang pengrawit muda menuliskan kesahnya pada sebuah batu besar, dia tuliskan:

" Begitu sedikit waktu yang kita jalin ditempat dan waktu yang sama. Hanya tiga purnama saja.
Dan kala itu tak ada setitikpun yang tersurat dan tersirat.

Ketika dua benua mulai memisah jarak dan rentang waktu, cerita dan rasa itu mulai ada.
Di sini tertera hujan, sedang di sana tertera salju terbeku derajat.
Yang tak tersirat menjadi tersurat. Yang tak terkatakan jadi tersampaikan.
Namun terhalang sebuah genta yang Tuhan buat karna jalan yang kau ambil adalah terlarang bagiku.

Ma'afkan aku dan segala keleluasaanku yang teramat sempit. Seandainya kau tahu kata 'TIDAK' dari jawabanku adalah 'kata dari kata' dan bukan 'kata dari hati' dimana kata 'YA' itu sangat tak boleh tersampaikan.

Bahwa 'kata dari kata' tetaplah bukan 'kata dari hati'.
Dan segala yang tanpa syarat itu adalah kemustahilan bagi pedoman hidup yang berbeda.
Dan tenanglah bagimu bahwa dibalik kata 'TIDAK' yang kusampaikan ada kata 'YA' yang kusimpan rapi pada tempatnya.

Akankah kau merubah arah jalan surgamu menjadi jalan surgaku??? Entahlah...biarlah nada di dua benua yang berbeda tetaplah menjadi irama dalam sebuah perjalanan panjang sebuah kehidupan. Dan kan menjadi kenangan yang tak terjamah oleh lekang waktu. "

Pengrawit muda berjalan pulang dengan senyum mengembang.

~ bill, 07 Feb 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar