Kamis, 01 Januari 2015

SECANGKIR KOPI PENAT



Kekasih bermata layu
Tertunduk memeram rasa sengsara
Kekasih bermata kuyu
Tersapih rindu bertanya
Kekakuan merampas sisa cerita lama
Pun aku tak mampu menghapus itu
Bahkan meski menembus dilatasi waktu

Kekasih perampas rindu
Pulangku pun tak sapukan itu
Aku menatapmu pekat, percis kopi penat di cangkir tanpa gagang
Kekasih penabur mimpi
Belalakku pun tak hapuskan itu
Sakit..
percis hirupan panas kopi penat di cangkir tanpa gagang, yang membakar bibir

Kekasih pencuri hati
Datanglah padaku tanpa layu
Mari menderma mantra
Untuk mencair sunyi
Ku jatuhkan rasa peka di dekat jendela, dimana kau biasa menghabiskan senja
Agar aku dapat rasakan getarmu
Agar aku dapat menatapmu pekat, percis kopi penat di cangkir tanpa gagang

Rindu..
adalah aku
Menatapmu di ujung pintu tanpa daun
Lunglai menunggu manteramu, percis liukan uap kopi penat di cangkir tanpa gagang

~bill, 20 Nop 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar